Ticker

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Proses Kimia Sehari-hari vs Prinsip Kimia Hijau

Proses Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari vs Prinsip Kimia Hijau

Kenali contoh proses yang tidak sejalan dengan Kimia Hijau, bandingkan dengan kegiatan yang mendukung keberlanjutan. Lengkap dengan video Socratica, 15 soal interaktif, dan tugas menulis.

Mengerti Kimia Kimia Hijau Interaktif

🎬 Video: Green Chemistry in Daily Life

Tonton pengantar konsep reaksi & praktik kimia yang aman sebelum masuk ke contoh sehari-hari.

A. Proses Kimia Sehari-hari yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Kimia Hijau

Di bawah ini contoh nyata yang umum kita temui, beserta alasan ketidaksesuaian terhadap prinsip Kimia Hijau.

  1. Membakar sampah plastik → emisi toksik (dioksin/furan), tidak aman & tidak terbarukan.
  2. Membersihkan dengan pelarut keras (mis. thinner) → pelarut volatil & berbahaya; abaikan pelarut aman.
  3. Pemutih berlebih di rumah → risiko klorinat/iritasi; tidak hemat bahan.
  4. Penggunaan pestisida sintetis tanpa kontrol → toksisitas tinggi, bioakumulasi.
  5. Pembuangan oli/kimia ke selokan → pencemaran air & ekosistem.
  6. Memanaskan reaksi berjam-jam tanpa alasan → boros energi (efisiensi energi diabaikan).
  7. Mencampur limbah kimia tak kompatibel → risiko reaksi berbahaya (keselamatan diabaikan).
  1. Penggunaan kemasan sekali pakai berlapis → ekonomi atom & desain untuk degradasi diabaikan.
  2. Menggunakan logam berat untuk pembersih/perhiasan sekolah → desain bahan aman tidak diperhatikan.
  3. Pewarna sintetis non-food grade untuk produk buatan rumah → toksik & tidak sesuai K3.
  4. Reaksi dengan derivatisasi tak perlu (di lab) → tambah limbah & bahan.
  5. Pelarut aromatik di kelas padahal bisa diganti etanol/air → pelarut tak aman.
  6. Pengabain pengukuran real-time (pH/suhu) → overuse bahan & gagal cegah limbah.
  7. Pengelolaan baterai bekas asal buang → logam berat mencemari tanah-air.
Ringkas Prinsip Kimia Hijau (12 prinsip)
1) Pencegahan limbah • 2) Ekonomi atom • 3) Sintesis kurang berbahaya • 4) Desain bahan lebih aman • 5) Pelarut lebih aman • 6) Efisiensi energi • 7) Bahan baku terbarukan • 8) Kurangi derivatisasi • 9) Katalisis • 10) Desain untuk degradasi • 11) Analisis real-time • 12) Inherently safer.

B. Kegiatan yang Mendukung Prinsip Kimia Hijau

  • Microscale experiment di sekolah → hemat bahan & limbah (1).
  • Gunakan air/etanol sebagai pelarut bila memungkinkan (5).
  • Energi efisien: lakukan reaksi suhu kamar / pemanas matahari (6).
  • Bioplastik pati (maizena/singkong) untuk proyek (7,10).
  • Katalis enzim (katalase pada kentang) untuk demonstrasi (9).
  • Monitoring pH & suhu real-time saat netralisasi (11).
  • Daur ulang minyak jelantah jadi sabun (2,3,10).
  • Label & penyimpanan aman bahan kimia (12).
  • Pengumpulan limbah B3 (baterai, lampu) ke TPS khusus (1,12).
  • Kontrol dosis desinfektan sesuai MSDS (3,12).
  • Edukasi kemasan ulang-pakai & isi ulang (1,10).
  • Kebun sekolah untuk ekstraksi pewarna alami dengan air (5,7,10).

📝 Kuis Interaktif (15 Soal)

Jawab semua pertanyaan, lalu klik “Cek Nilai”. Kunci & pembahasan singkat tersedia setelah penilaian.

1. Membakar sampah plastik bertentangan paling langsung dengan prinsip…



2. Penggunaan air/etanol mengganti toluena terutama menerapkan prinsip…



3. Memantau pH real-time saat netralisasi adalah contoh…



4. Daur ulang minyak jelantah menjadi sabun selaras terutama dengan…



5. Manakah yang bukan praktik Kimia Hijau?



6. Mengumpulkan baterai bekas ke dropbox B3 menerapkan…



7. Mengganti pelarut aromatik dengan etanol terutama menurunkan…



8. Enzim sebagai katalis selaras dengan prinsip…



9. Kemasan isi-ulang mendukung terutama…



10. Menguji pH agar tidak overdosis desinfektan adalah…



11. Pilih semua contoh yang jelas tidak sejalan dengan Kimia Hijau:




12. Praktik sekolah yang mendukung Kimia Hijau:




13. Mengapa etanol sering dipilih dibanding toluena? (pilih semua benar)




14. “Derivatisasi yang tidak perlu meningkatkan limbah.”

15. Sebuah sekolah mengganti 70% penggunaan pelarut aromatik dengan etanol/air. Jika awalnya 10 L/bulan pelarut aromatik dipakai, berapa liter yang masih digunakan per bulan?

✍️ Tugas Menulis

Instruksi: Tulis esai 250–350 kata berjudul “Transformasi Praktik Kimia di Sekolahku: Dari Kebiasaan Lama ke Kimia Hijau.”

  1. Identifikasi 2 praktik yang tidak sesuai Kimia Hijau di sekolah/rumahmu.
  2. Usulkan 3 solusi konkret yang menerapkan minimal 4 prinsip Kimia Hijau.
  3. Sertakan rencana monitoring sederhana (indikator: pH, massa limbah, durasi pemanasan, dsb.).

Kumpulkan di komentar dibawah ini. Boleh menyertakan foto/diagram alur proses.

© Mengerti Kimia — Materi pembelajaran berbasis prinsip Kimia Hijau. Dibuat ringkas, responsif, dan siap dipakai.

Posting Komentar

0 Komentar