Sumber: https://www.mastah.org |
Benarkah kimia adalah ilmu bagi orang yang sudah modern? Dulu, saat manusia belum mengenal api, dunia gelap dan dingin. Namun seiring prosesnya, manusia pertama kali menggunakan ilmu kimia setelah mereka belajar menggunakan api. Begitu api bisa dibuat, orang mulai memasak makanan dan membakar tanah liat untuk membuat gerabah. Jadi, kimia sama sekali bukan ilmu yang sepenuhnya baru. Manusia yang secara alamiah punya rasa ingin tahu, mulai mempelajari tentang bahan-bahan atau materi, menghasilkan eksperimentasi sederhana, seperti bagaimana bijih-bijih logam dicairkan, untuk diolah menjadi tombak, kampak dan pisau.
Sejarah bahkan mencatat bahwa peradaban Mesir Kuno sudah menggunakan bahan-bahan kimia juga untuk membuat mumi. Orang Cina sudah memiliki sejarah yang panjang dalam preparat kimia. Pernis, yang barangkali merupakan plastik industri paling kuno, sudah digunakan di Cina dalam industri yang sudah rapi pada tahun 1300 SM. Akan tetapi mereka belum berusaha untuk memahami hakikat materi yang mereka gunakan, sehingga pada waktu itu kimia sebagai ilmu belum bisa disebut lahir Kimia sebagai ilmu yang melibatkan kegiatan metode ilmiah dilahirkan oleh para ilmuwan Arab dan Persia pada abad ke-8. Salah seorang bapak ilmu kimia Arab yang terkenal adalah Jabir ibn Hayyan (700-778 M), yang lebih dikenal di Eropa dengan nama Geber. Nama kimia sendiri sebenarnya berasal dari kata al-kimiya (bahasa Arab) yang berarti perubahan materi. Dari kata al-kimiya inilah segala bangsa dimuka bumi ini meminjam istilah seperti alchemi (Latin), chemistry (Inggris), chimie (Prancis), chemie (Jerman), chemica (Italia) dan kimia (Indonesia).